• UGM
  • Perpustakaan Pusat
  • Subject Guides
  • Peminjaman Ruang
Universitas Gadjah Mada Perpustakaan Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Pustakawan
    • Visi/Misi
    • Jam layanan
    • Perpustakaan Unit
    • Video testimoni tentang perpustakaan
    • Peta Perpustakaan FT UGM
  • Layanan
    • Multimedia
    • Permintaan bantuan pencarian artikel
    • Layanan “Scholarly Communications”
      • Grammarly
      • Layanan cek deteksi kesamaan dokumen
      • Scopus untuk Riset
      • Mindmap untuk Riset
      • Reference Management Software
      • Visualisasi Data
      • Manajemen data riset menggunakan Mendeley Data
      • Memilih Jurnal Target
      • Memantau artikel ilmiah terbaru menggunakan RSS dan Search Alert
      • Menulis menggunakan Latex
      • Menulis dengan Ms. Word/LibreOffice
      • Publikasi di Repository UGM
      • Mencari Dokumen Referensi
      • Meningkatkan Impact Publikasi
    • Diskusi Bersama Pakar
      • Tema Jurnal Internasional
      • Tema Menulis Ilmiah Populer
      • Tema How to write a better thesis
      • Tema Review Literatur
      • Tema Plagiarisme
      • Tema Paraphrasa
      • Tema Metode Penelitian
      • Tema Presentasi Ilmiah
      • Tema Tata tulis Ilmiah
    • Sirkulasi
      • Sirkulasi
      • Pinjam ke perpustakaan lain
      • Bebas Pustaka
    • Microsoft Innov. Center (MIC)
    • Pojok Baca “Buku untuk Semua”
    • Softskills Training
    • Umpan balik
    • Lain-lain
      • Kolaborasi
      • Library English Club
      • Pengabdian Masyarakat
  • Koleksi
    • Peta Sumber Informasi
    • e-Jurnal tiap Departemen
    • Top 20 Jurnal SJR berdasar Lab
    • => Daftar Lengkap Database yang dilanggan UGM
    • Koleksi Digital
      • Tugas Akhir Digital
      • Video Dokumenter
      • Karya Dosen ter-indeks Scopus
    • Koleksi tercetak
    • Sumber Digital Akses Terbuka
    • Jurnal diterbitkan FT UGM
    • PANDUAN SUBYEK (Subject Guides)
  • Fasilitas
    • Ruang
      • Ruang Studio Mini
      • Ruang Belajar dan Diskusi
      • Ruang Belajar Mandiri dan Diskusi Lantai 3
      • Ruang Olahraga
      • Ruang Diskusi Tertutup
    • Fasilitas Teknologi Informasi
      • Cloud-Online Apps.
      • Dukungan Eduroam
      • Layar LED
      • LiB-X: pencarian yang menyenangkan
      • MLibrary: library @yourphone
      • Akun Perpustakaan: perpanjang, lihat denda, pesan buku secara online
      • Personal Computer
      • Wifi UGMHotspot
      • Pojok Baca “Buku untuk Semua”
    • Tata tertib
      • Perpanjang pinjaman secara mandiri
      • Akses TA Digital
      • Tata-tertib dalam ruang
      • Peminjaman Ruang Diskusi & Podcast di Lantai 3
      • Peminjaman Ruang Diskusi (Lt.2)
      • Tata tertib unduh artikel
      • Sirkulasi
      • Bebas Pustaka
    • Scan – Print
  • RISET & PUBLIKASI
    • Grup Riset di FT UGM
    • Panduan PENULISAN ILMIAH FT UGM
    • Ranking Jurnal berdasar ScimagoJR
    • ARTICLE METRIC
    • Research Tools
    • Berbagai Indeks Jurnal
    • Konferensi bidang Teknik
    • Edas Conference RSS
    • SCOPUS FT UGM
  • Jadwal
  • Unduh
  • FQA
  • Beranda
  • Berita
Arsip:

Berita

Tujuh Artikel yang Perlu Dibaca Calon Mahasiswa Doktoral

BeritaKoleksi Saturday, 19 June 2021

oleh: Dr. Sunu Wibirama

Selamat pagi rekan-rekan semua,
Bagi yang berencana menempuh studi doktoral (Ph.D. program) dalam waktu dekat, saya merekomendasikan tujuh artikel ini untuk membuka wawasan. Silahkan cek link di bawah ini ya:

Artikel 1: 14 essential PhD questions answered
klik: ugm.id/14phd

Artikel 2: Beginnings – Top 10 Tips to Succeed in Your PhD
klik: ugm.id/10phd

Artikel 3: 8 Top Tips And Pieces Of Advice For New PhD Students
klik: ugm.id/8phd

Artikel 4: To navigate a Ph.D., recent graduates offer these five key pieces of advice
klik: ugm.id/5phd

Artikel 5: Twenty things I wish I’d known when I started my PhD
klik: ugm.id/20phd

Artikel 6: 10 stages of the PhD journey: advice from many experts
klik: ugm.id/10sphd

Artikel 7: The Life Scientists’ Guide For New PhD Students
klik: ugm.id/phdguides

 

Repost (dengan modifikasi pemendekan UGM) dari IG Dr. Sunu Wibirama

Workshop series sumber referensi klaster Sains dan Teknik, Mei 2021

AgendaBeritaKegiatan Wednesday, 2 June 2021

Teman-teman, Perpustakaan UGM menyenggarakan workshop sumber referensi, khususnya database. Berikut ini jadwal untuk klaster sains dan teknik (Teknik, MIPA, Biologi, Geografi, termasuk SV terkait).

(more…)

Obrolan buku Bersama Mengayuh Biduk: perjalanan hidupku bersama Sunarti

BeritaKoleksitentang buku Thursday, 20 May 2021

Tentang buku: Ngetung batih

BeritaKoleksi Monday, 1 February 2021

NGETUNG BATIH

Upacara tradisional ngetung batih berada di Kecamatan Dongko, ngetung berarti menghitung, sedang kata batih  berarti anggota keluarga. Jadi, makna dari upacara tradisional ngetung batih adalah menghitung jumlah anggota keluarga, termasuk diantarnya yang sudah menikah kemudian bertempat tinggal di luar Dongko dan juga mereka yang sudah meninggal. Tradisi  ini dilaksanakan secra turun-temurun guna mendoakan semua anggota keluarga agar selalu diberi kekuatan, kesehatan, keselamatan, dan rezeki dari Tuhan.

Tujuan dari penyelenggaraan upacara tradisional ini adalah agar anggota keluarga selalu memperoleh karahayon, wilujeng, slamet, tan kena pangeblug. Prayoginipun kita sami miwiti wulan Sura kangge meguru ngelmu. Mugi-mugi rejeki kulawarga panggah wetah. Maksudnya adalah agar anggota keluarga memperoleh berkah keselamatan, dijauhkan dari segala marabahaya, dan tetap diberikan rejeki. Sebaiknya pada bulan Sura ini kita awali dengan niatan untuk memperdalam ilmu (ngelmu). Di tingkat keluarga waktu penyelenggaran upacara tradisional ngetung batih itu dimulai pada pukul 18.00-06.00 WIB. Pada masyarakat Dongko, Trenggalek ini tempat penyelenggaran upacara tradisional ngetungbatih khususnya di tingkat keluarga bisa dilakukan di rumah atau secara kelompok. Kalau di rumah biasanaya diselenggarakan di pendopo atau bisa di halaman. Namun, apabila dilakukan Bersama-sama bisa diujubne atau didoakan secara bersama-sama, lalu lintunipun ambegan (gantinya sesajian) boleh dibawa pulang.

Dalam pelaksanaannya pemilik rumah menyerahkan acara sepenuhnya kepada sesepuh desa tersebut. Persiapan dan perlengkapan untuk menjalankan upacara ini adalah wadah, untuk tempat; sajian; alat-alat kecil, seperti sendok, pisau, bendera, juga senjata lainnya. Alat-alat upacara yang amat lazim di mana-mana adalah patung yang mempunyai fungsi sebagai lambang dewa atau roh nenek moyang yang menjadi tujuan upacara.

Adapun pantangan dalam upacara ini adalah pantangan bagi perempuan yang sedang haid dilibatkan dalam persiapan penyelenggaraan. Bagi segolongan orang orang yang masih percaya adalah tabu, kalau tidak menyelenggarakan upacara ini maka bukan tidak mungkin akan terjadi bencana yang menimpa, baik secaa perorangan, keluarga, dusun, ataupun desa.

Suparjiyono,18 November 2020

 

Tentang buku: Saya tidak ingin kaya, tapi harus haya

BeritaKoleksi Monday, 1 February 2021

SAYA TIDAK INGIN KAYA TAPI HARUS KAYA

Al-Quran menyuruh kita untuk kaya. Karena sesungguhnya kaya bukanlah suatu keburukan bagi orang-orang yang mengamalkannya untuk kebaikan hidup di dunia dan akhirat. Banyak dalil-dalil dalam Al-Quran yang mensyariatkan kaum muslim mencari kekayan. Diantara dalil-dalilnya dapat dibagi yaitu menjadi halalnya perdagangan dan jual beli, pentingnya niaga dan bisnis, anugerah Allah Swt yang tiada terhingga, perintah berinfaq, zakat, dan sedekah, juga kekayaan merupakan karunia dan kebaikan.

Berdagang merupakan salah satu jalan menuju kekayaan. Berdagang atau berniaga sendiri merupakan hal yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW yang merupakan teladan dan cerminan kaum muslim yang utama. Beliaulah rujukan kita sepanjang masa, termasuk dalam perkara-perkara mengumpulkan kekayaan.

Sehingga kekayaan merupakan daya bagi kaum muslim dan peluang untuk mendapatkan pahala serta ridha Allah lebih besar lagi. Berdaya karena kaum muslim tidak akan bergantung kepada manusia lain dalam soal ekonomi, apalagi yang bisa menjerumuskan pada jurang kebatilan. Sebaliknya malah kaum muslim yang kaya bisa menjadi tempat bergantung banyak orang yang membutuhkan. Namun, dalam menjadi orang kaya kita harus menjadi orang kaya yang saleh. Karena kesalehan dan ketaqwaan adalah salah satu daya pendorong untuk mempercepat jemputan rezeki. Rezeki kita kadarnya sudah dituliskan Allah di dalam lembaran dalam kitab nyata milik allah (lauhil mahfuuzh).

Hakikat kaya, bukan semata-mata karena harta, melainkan adanya kaya-kaya lain sebagai faktor. Diantara faktor daya kaya lain yang menghimpun sigma adalah kaya ghirah (semangat), kaya input (masukan ilmu, wawasan, serta pengalaman), kaya gagasan (pengalaman), kaya ibadah (amal), kaya hati dan sebagai bonusnya yaitu kaya harta. Atau dapat didefinisikan menjadi GIGIH + H.

Kaya ghirah (semangat), semangat sendiri merupakan energi yang ada tidak ada habisnya. Orang yang kaya dengan semangat membara seakan manusia yang menjadi sumber energi, bagai matahari, menerangi kegelapan, menumbuhkan bibit, menyegarkan yang layu, menghijaukan daun, dan mencerahkan. Begitupun pribadi yang kaya dengan ghirah kebaikan, kehadirannya selalu ditunggu keberadaannya menggerakkan lokomotif perubahan, kepergiaannya menjadi buah penantian dan kerinduan.

Kaya input (masukan ilmu, pengalaman, dan wawasan). Ilmu itu bagaikan cahaya yang bisa menampakkan jelas mana jalan yang tepat untuk ditempuh dan mana jalan yang akan menjerumuskan serta membahayakan. Ilmu merupakan pupuk iman, tak akan pernah kokoh kehidupan tanpa iman, dan tidak akan pernah kokoh kehidupan tanpa ilmu yang diamalkan dengan ikhlas. Tak ada artinya kekayaan jika tidak disertai kekayaan ilmu.

Kaya gagasan, semakin kita kaya den gan gagasan semakin melimpah ide, maka semakin leluasa menikmati hidup penuh solusi dan karya. Dalam menjemput rezeki tentunya akan jauh lebih mudah dan melimpah bagi yang sarat dengan gagasan baru bagaikan mata air yang tidak ada habis-habisnya, menyegarkan suasana, dan menghilangkan kehausan.

Kaya ibadah, terciptanya manusia adalah untuk menjadikan segala aktivitas menjadi ibadah. Syarat dari ibadah sendiri merupakan niat dari apa pun yang kita lakukan harus benar benar karena Allah semata. Hatipun harus sepenuhnya tawakkal, bergantung dengan penuh baik sangka serta keyakinan hanya kepada Allah dalam menghadapi situasi apa pun.

Kaya hati, hati yang bersih dan selamat akan menjadi hati yang kaya. Kaya akan ingat kepada Allah. Kaya akan keikhlasan, kasih sayang, rasa syukur, juga kaya akan keyakinan dengan jaminan Allah. Sesungguhnya kekayaan harta yang berlimpah tak ada artinya apabila hatinya miskin.

Suparjiyono,

Sabtu, 26 September 2020

 

 

Tentang Buku: HAMKA Filsuf Nusantara Terbesar Abad 20

Berita Friday, 29 January 2021

Judul            : HAMKA Filsuf Nusantara Terbesar Abad 20

Pengarang   : Muhammad Hamdan Mukafi

Penerbit       : Sociality

Tahun           : 2019

Halaman      : 304

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka adalah seorang Sastrawan, Ulama, dan Cendekiawan Muslim. Beliau lahir pada tanggal 17 Februari 1908, di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Karya terbesar Hamka adalah Tafsir Al-Azhar yang beliau tulis di dalam penjara semasa pemerintahan Soekarno. Selain itu juga ada karya roman yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan Merantau ke Deli.

Hamka kecil sudah senang membaca buku. Setiap hari setelah pulang dari sekolah, ia langsung pergi ke tempat persewaan buku milik guru di sekolahnya. Buku yang ia baca adalah buku-buku terbitan Balai Pustaka, Cerita Cina, dan Arab. Suatu hari Hamka dimarahi oleh ayahnya karena uang saku yang diberikan selalu habis untuk menyewa buku. Akhirnya Hamka berfikir untuk bekerja di sebuah percetakaan buku agar ia bisa membaca buku secara gratis. Ketika menginjak remaja Hamka menjadi seorang pemberontak. Karena ia merasa suasana rumah sudah tidak nyaman lagi. Kedua orang tua Hamka bercerai, kemudian ayah dan ibunya menikah lagi dengan pilihannya masing-masing.

Pada tahun 1924 Hamka pergi merantau ke Tanah Jawa. Kota Yogyakarta sebagai pilihan untuk tempat tinggal selama ia di perantauan. Disini Hamka belajar mengkaji Tafsir Al Qur’an kepada Ki Bagus Haji Kusumo. Sejak saat itu ia mulai membandingkan ajaran Naqsabandiyah yang ada di Minangkabau. (Naqsabandiyah 6 pokok ajaran : Taubat, Uzlah/Pengasingan Diri, Zuhud, Takwa, Qana’ah, Taslim/Berserah Diri). Selain belajar Tafsir Al Qur’an, Hamka juga belajar tentang organisasi perserikatan Sarekat Islam. Ia berguru kepada HOS. Cokroaminoto, Suryopranoto, dan Sutan Mansyur. Selama mengembara ia bisa menemukan satu hal penting dalam kehidupan, yaitu bagaimana melakukan penilaian bukan dari apa yang terlihat, tapi apa yang tidak terlihat. Karena di dalam sebuah perjalanan kita tidak bisa memilih, dengan siapa kita akan bertemu, dengan siapa kita bicara, harus makan apa kita, semua di jawab dalam makna perjalanan yang seperti takdir. Tidak bisa diketahui sebelum ditemui.

Bila perahuku telah berlayar

Dia tidak mengenal pulang lagi

Biar patah tiangnya di laut

Lebih baik tenggelam daripada pulang

(HAMKA, 2016: 131)

Tentang Buku: Pasang Surut Recognisi Agama Leluhur dalam Politik Agama di Indonesia

BeritaKoleksi Thursday, 28 January 2021

AGAMA LELUHUR

Agama leluhur adalah istilah baru populer sejak era reformasi. Kata ini sering identik dengan  kearifan lokal. Agama leluhur merujuk pada praktik-praktik keagamaan lokal (subjek materi) yang sering diklaim sebagai praktik animis, magis, adat, budaya, dan seterusnya, baik dalam wacana publik maupun dalam literatur. Contoh dari praktiknya adalah semedi, sesajen, kunjungan (ritual) ke gunung dan sebagainya. Penganut agama leluhur terdiri dari penghayat kepercayaan dan masyarakat adat. Dalam politik, agama penganut agama leluhur senantiasa menjadi target penundukan, diskriminasi, dan kriminalisasi sekalipun pemerintah telah menerbitkan undang-undang tentang HAM.

Di level masyarakat agama dan adat disatu sisi sering dipertentangkan namun disisi lain, keduanya kadang dianggap sama ataupun tidak bertentangan. Keragaman presepsi terkait makna agama dengan adat sangatlah lazim pada masa penjajahan Belanda sampai ketika pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan pembedaan islam dengan adat di akhir abad ke-19. Dengan adanya kebijakan tersebut sukses mempolarisasi masyarakat jajahan. Akibatnya, adat yang dilembagakan menjadi eksklusif. Terkait kebijakan tersebut, pemerintah Belanda pada masa yang sama juga mengeluarkan kebijakan politik etis yang menekankan kewajiban bagi pemerintah penjajah untuk memperhatikan kesejahteraan masyarakat jajahan. Mengenai adat, penjajah Belanda berpendapat jika adat adalah budaya animis yang perlu ditransformasikan.

Pada awal abad 20-an beberapa perkumpulan politik sebagai bentuk kesadaran baru pada  masa penjajahan Belanda dibentuk. Perkumpulan-perkumpulan politik tersebut tidak mampu memainkan fungsi layaknya parpol karena pada masa penjajahan tidak ada pemilihan umum dan sistem perwakilan politik. Perkumpulan-perkumpulan politik tersebut karenanya lebih merupakan Gerakan sosial-politik yang fungsinya lebih mengentalkan apa yang umum dikenal dengan politik aliran. Perkembangan politik aliran di atas berdampak pada polarisasi kelompok sosial yang semakin tajam. Kelompok priyayi dan abangan dianggap sekawan dan berhadapan dengan kelompok santri yang mana keduanya saling memperebutkan dukungan dan simpati. Polarisasi antara santri dengan abangan bahkan berkembang menjadi antagonisme. Namun antagonisme santri dengan abangan seakan berakhir ketika penajajahan beralih ke pemerintahan Jepang.

Suparjiyono, 31 Desember 2020.

Tentang Buku: Setelah Hujan Reda

Berita Thursday, 28 January 2021

 

Judul Buku           : Setelah Hujan Reda
Penulis                  : Boy Candra
Penerbit                : MediaKita
Tahun Terbit        : Cetakan Pertama 2014
Jumlah Halaman : 188 Halaman

 

Buku ini mengisahkan tentang seorang yang di tinggal  kekasihnya. Di dalam buku novel  Setelah  Hujan Reda,  Boy  Candra juga memasukan cerita tentang anak muda yang di tinggal  mati ayah nya yang di sayangin dan sebagai kepala rumah tanga,ia hidup dengan bersama ibunya. Dalam kehidupanya Pemuda itu mencari kebutuhan hidup  dengan cara mengamen dan ibunya  bekerja  sebagai biduan orkes lokal.Pemuda yang di panggil denngan nama Rian dengan semangat bekerja,setelah lulus SMA  Rian dengan restu orang ibu nya merantau kerjakarta dan seselanng beberapa 5 tahun  Rian menjadi aris seperti yangdi cita- citakan.

Dan kisah  antara  Nila dan Nawa dari daerah bukit barisan – Malaka selatan- Agam- Sumatra Barat. Ketika  keduanya jatuh cinta di pisahkan  oleh adat.dimana adat masih menjadi undand- undang yang harus dipatuhi, karena kedua romaja tersebut masih menjadi satu suku yang sama dan sisebut masih satu sodara.Apa bila cinta mereka dilanjutkan akan menjadi aib di kampung.

Boy Candra lahir 21 November 1989 beproses di Padang, Sumatra Barat. Buku-buku karyanya  yang sudah terbit:1. Orgmi hati.  2. Setelah Hujan Reda. 3. Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Hilang. 4. Senja, Hujan., dan Cerita yang Telah Usai. 5. Sepasang KekasihYang Belum Ketemu. 6. Surat Kecil Untuk Ayah. 7. Suatu Hari Di 2018. 8. Bukupuisi: Kuajak Kau Ke Hutan dan Tersesat Berdua. 9. Sebuah Usaha Melupakan.

Tentang Buku: IDHAM CHALID Guru Politik Orang NU

Berita Thursday, 28 January 2021

Judul                                     : IDHAM CHALID  Guru Politik Orang NU

Pengarang   : Ahmad Muhajir
Penerbit     : Pustaka Pesantren
Tahun terbit  : 2007
Halaman       : xx+169 halaman

IDHAM CHALID adalah sosok paling kontroversial dalam sejarah perpolitikan NU. Beliau dianggap sebagai politikus yang tak memiliki hasrat untuk kepentingan dirinya sendiri. Beliau juga tidak mau merugikan kepentingan umat, dan lebih berpihak pada penguasa. Ia mendapat gelar “Politikus Gembus” dari Pemuda Ansor, lantaran sikap politiknya yang selalu mengembang di atas. Idham Chalid, lahir pada tanggal 27 Agustus 1922 di Satui dekat wilayah Baru, bagian tenggara Kalimantan Selatan. Ketika berumur 6 tahun, Idham dan keluarganya pindah ke kampung halaman ayahnya di Amuntai-Hulu Sungai Utara.

Saat masih kecil, Idham sangat cerdas dan berbakat. Sehingga ia langsung di tempatkan di kelas Ii Sekolah Rakyat (SR). Kemampuan berpidato Idham terlihat ketika ia berpidato di depan teman-teman sekolahya. Pada saat itu ia baru berusia 12 tahun. Idham menamatkan pendidikan dasarnya pada tahun 1935. Kemudian ia  melanjutkan  pendidikannya di Madrasah Al-Rasyidiyah (dulunya bernama Arabisch School) yang merupakan alternatif dari sekolah yang didirikan Belanda. Pada tahun 1938, Idham meneruskan pendidikannya di Pondok Moderen Gontor Ponorogo selama 5 tahun. Idham menyelesaikan pendidikannya lebih cepat dibandingkan santri  lainya di Kulliyah Al-Muallimin Al-Islamiyah. Tahun 1943, Idham meneruskan pendidikannya di Jakarta. Tidak lama kemudian ia kembali ke Gontor untuk menjadi Guru dan sekaligus Wakil Direktur. Saat mengabdi di Gontor kemampuan berorganisasinya semakin meningkat, ia mampu menguasai 6 bahasa.

Idham mempunyai banyak pengalaman di dunia politik. Ia pernah menjadi Sekertaris Panitia Kemerdekaan Indonesia daerah Hulu Sungai Utara di Amuntai. Ia juga menjadi Ketua Masyumi Amuntai. Di masa Revolusi, Idham bergabung  dalam Sentral Organisasi Pemberontakan Indonesia Kalimantan (SOPIK). Organisasi yang dipimpin oleh Hasan Basry dan ALRI Divisi IV. Dia berkali-kali menjadi Wakil Perdana Menteri dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo (24 Maret 1956-9 April 1957), Kabinet Djuanda (9 April 1957-9 juli 1959), dan dalam  dua Kabinet Dwikora (22 Februari 1966-25 Juli 1966 ). Dia juga pernah menjadi Ketua DPR (1966-1977) dan Ketua MPR (1972- 1977).

Idham Chalid menjadi Ketua Umum NU terlama. Ia menjabat selama 28 tahun, dari 1955 hingga 1984. Idham Chalid tutup usia pada tanggal 11 Juli 2010, di usia 88 tahun. Atas jasa-jasanya, ia diangkat menjadi Pahlawan Indonesia berdasarkan Keppres Nomor 113/TK/tahun 2011 tanggal 7 November 2011, dan diabadikan di uang kertas RP 5000.

 

Tentang buku: Gerakan Sosial Romo Mangun

BeritaKoleksitentang buku Thursday, 5 November 2020

Judul           : Gerakan Sosial Romo Mangun
Penulis         : Sularto, St (editor)
Tahun Terbit: 2017

Nama lengkap Romo Mangun adalah Yusuf Bilyarata Mangunwijaya. Lahir di Ambarawa 6 Mei 1929 dan meninggal di Jakarta 10 Februari 1999. Romo Mangun pernah menjadi tentara pelajar dan TKR dan ikut petempuran di Ambarawa. Serta pernah menjadi dosen luar biasa di UGM Yogyakarta pada tahun 1967-1980 pada jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UGM.

Sejak 1968 Romo Mangun aktif menulis kolom di surat kabar dan banyak karya tulis yang di hasilkan seperti: Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa (novel) 1983, Gerundelan Orang Republik 1995, Gereja Dispora 1999, Fisika Bangunan buku Aritektur 1980, Esai-esai Orang Republik 1987, Durga Umayi (novel) 1985, Di Bawah Bayang-Bayang Adikuasa 1987, Burung-Burung Manyar (novel) 1981, Burung-Burung Rantau (novel) 1992, Balada dara-dara Mendut (novel) 1993, Balada Becak (novel) 1993 .

Romo Mangun adalah tokoh yang bisa menjadi panutan, karena gerakan sosial yang dilakukan Romo Mangun tidak bertujuan penggalangan masa, demi kepentingan politik atau kelompok. Melainkan berpusat dari dan untuk mereka yang diperjuangkan. Gerakan sosial Romo Mangun memperjuangkan rakyat pinggiran seperti Terban (1983) – bawah jembatan Gondolayu yang menata kampung kumuh dengan sangat rapi dengan gaya arsiteknya dan disebut Girli-Pinggir kali Code, Grigak Gunung Kidul (1987) – menyediakan air bersih bagi kampunng yang sulit air, Kedung Ombo (1989) – menyediakan pendidikan bagi anak-anak yang kampungnya tergenang air dan Dinamika Edukasi Dasar (DED) dengan laboratoriumnya – SD Mangunan (1990) an yang terakhir adalah Asrama Aritza untuk anak jalanan (1999).

Gerakan sosial Romo Mangun adalah gerakan kemanusian, gerakan ide, gerakan moral, gerakan kerakyatan, dan gerakan kebudayaan, kalaupun sedikit berbau politik dalam koridor hati nurani bagi kebaikan bersama dan kemaslahatan manusia. (Apri Wibowo)

 

123…19

Berita Terakhir

  • Data Nama Jurnal dan Prosiding Wadah Publikasi Sivitas Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM
  • Layanan luring terbatas (update 25 Oktober 2021)
  • Tujuh Artikel yang Perlu Dibaca Calon Mahasiswa Doktoral
  • Workshop series sumber referensi klaster Sains dan Teknik, Mei 2021
  • Obrolan buku Bersama Mengayuh Biduk: perjalanan hidupku bersama Sunarti
  • Tentang buku: Ngetung batih
  • Tentang buku: Saya tidak ingin kaya, tapi harus haya
  • Tentang Buku: HAMKA Filsuf Nusantara Terbesar Abad 20
  • Tentang Buku: Pasang Surut Recognisi Agama Leluhur dalam Politik Agama di Indonesia
Universitas Gadjah Mada

Perpustakaan Fakultas Teknik UGM
Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta 55281
Email: perpusft@ugm.ac.id | VOIP (internal): 82685 (Kepala), 82686 (R. Tesis Digital), 82697 (FrontOffice), 82696 (Sirkulasi)

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY