Bagi mahasiswa, terutama mahasiswa S3, jurnal dan konferensi tentunya akrab di telinga. Ketika meneliti, pasti dilanjutkan dengan publikasi. Jurnal dan konferensi menjadi wadah dari publikasi tersebut.
Namun demikian, ada jurnal dan konferensi yang muncul tidak sebagaimana seharusnya. Jurnal atau konferensi ini, kerap disebut predator atau abal-abal. Namun, ternyata cukup kompleks menelaah sebuah jurnal atau konferensi itu abal-abal atau tidak.
Dari sisi istilah, predator berarti pemangsa. Berarti ada yang dimangsa, dan ada yang merasa dimangsa. Pemangsaan bisa dari sisi uang, atau yang lebih substansial adalah proses peer review yang tidak dilakukan oleh sebuah jurnal. Jurnal predator muncul, bersambungan dengan maraknya gerakan Open Access.
Penilaian pada sebuah konferensi atau jurnal, tidak selalu menghasilkan hitam-putih yang jelas. Namun, bisa juga abu-abu. Misalnya kesimpulan “ini aneh”, “hindari”, dan lainnya. Terkadang, intuisi diperlukan untuk mencapai kesimpulan tersebut.
Dari sisi nama, jika ada nama jurnal menyebut negara, namun ternyata dia menyebut letak sekretariatnya berbeda negara, maka kita harus mulai hati-hati. Atau jurnal menyebut sebuah matrik tertentu. Maka harus dicek langsung pada matriknya. Atau bahkah menyebut nama matrik yang bukan aslinya. Misalnya: XXX Impact Factor. Impact Factor merupakan produk dari lembaga tertentu. Jika ada lembaga lain mengeluarkannya, maka kita harus hati-hati.
ISSN yang ditonjolkan, terkadang juga menipu. Karena ISSN tidak ada kaitannya dengan kualitas sebuah jurnal. Dari sisi jumlah artikel, kita juga bisa menilai berapa artikel terbit dalam satu nomor. Jika jumlahnya banyak, bahkan satu tahun bisa terbit ratusan, maka kita juga harus mulai hati-hati.
Daftar dari Beall dapat pula dijadikan patokan awal menilai. Namun, karena Beall tidak melanjutkan daftar yang dia buat, maka perlulah kiranya masing-masing orang melakukan penilaian mandiri.
Beberapa alat yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi, atau paling tidak menjadi bahan pertimbangan untuk menilai jurnal, diantaranya
- Think Check Submit, yang beralamat di https://thinkchecksubmit.org/. Web ini berisi pertanyaan-pertanyaan pada tiap bagian, mulai dari Think, Check, dan Submit. Pertanyaan ini dapat memandu kita dalam menilai jurnal
- SciRev, yang beralamat di https://scirev.org/. Web ini berisi berbagai pengalaman terkait waktu yang dibutuhkan dalam pengelolaan manuskrip. Mulai dari durasi review, waktu yang dibutuhkan untuk reject artikel. Serta karakter peer review. Kemudian terdapat nilai akhirnya. Testimoni yang ada di dalam web ini, bermanfaat untuk pertimbangan orang dalam memutuskan submit atau tidak.
Yang harus ditekankan adalah keberanian submit di jurnal yang baik, dengan tolok ukur yang tepat. Karena, hasil review dari reviewer jurnal tersebutlah yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Slide presentasi Siti Nurleily Marliana dapat diunduh di http://lib.ft.ugm.ac.id/?wpdmdl=5259