Filsuf Yunani kuno, Aristoteles mengatakan bahwa “ Kamu adalah apa yang kamu kerjakan secara berulang-ulang. Keunggulan bukanlah sebuah perbuatan sekali-duakali. Keunggulan adalah sebuah kebiasaan. Sedangkan menurut Stephen Covey, kebiasaan adalah hasil penjumlahan dari pengetahuan, ketrampilan, dan keinginan. Dari pernyataan tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa untuk meraih kesuksesan seseorang itu harus mempunyai kebiasaan untuk selalu mengasah dan mencoba kemampuan diri sendiri secara kontinyu.
Berdasarkan penelitian Clifford Geertz, pakar Antropologi dari Chicago University menyatakan bahwa jiwa wirausaha yang dimiliki oleh pedagang di wilayah Jawa Timur itu berasal dari nilai-nilai ajaran agama Islam tentang ketaatan, hidup hemat, keuletan dan berpikir maju. Dalam setiap fase perkembangan manusia ada satu prinsip yang sangat mendasar. Prinsip dasar itu adalah keberhasilan dilangkah pertama akan mempengaruhi keberhasilan dilangkah selanjutnya, dengan syarat kita harus punya integritas.
Nah kawula muda jaman now, ada beberapa formula untuk meraih kesuksesan di usia muda. Formula itu antara lain 1. Integritas 2. Bangun Mimpi-Mimpi Besar 3. Percaya Diri 4. Skala Prioritas 5. Nilai Religi 6. Menghargai Waktu 7. Suka Tantangan 8. Banyak Kawan 9. Kolaborasi 10. Doa Orang Tua Kita 11. Berjiwa Sosial 12. Berpikiran Terbuka 13. Sense of Bellonging 14. Expert. Setiap orang berhak untuk meraih kesuksesannya, jadi tunggu apa lagi? Masih mau bengong? Masih mau menyia-nyiakan waktu di usia muda? Masih mau jadi orang yang merugi? Hari gini gituh masih males membaca? Ke laut aje kaleee…. !
Buku karya Imam Sopyan yang berjudul Sukses Ga’ Harus Nunggu Tua ini sangat cocok untuk dibaca dikalangan anak muda jaman now. Buku ini mengupas tuntas bagaimana menggelorakan darah muda dalam meraih mimpi-mimpinya untuk menyongsong hari esok yang gemilang. Disusun dengan tata bahasa yang familiar, enak dibaca dan mudah dipahami. Dilengkapi dengan gambar tokoh-tokoh orang sukses yang semakin menambah keyakinan dan antusias para pembaca. Tetapi sayang buku ini dicetak dengan menggunakan kertas buram dan gambar yang hitam putih. (Isnaini Syamsiati)