Sore itu, 16 Oktober 2018, Perpustakaan Fakultas Teknik UGM dan Komunitas Catatan Kaki mengadakan Seminar Self-Publishing yang bertempat di Ruang Diskusi Lantai 2 Perpustakaan FT UGM. Adalah Kurniawan Gunadi, penulis buku sekaligus pendiri dan pemilik dari Langit-Langit Creative Studio yang berkesempatan untuk berbagi dalam sesi seminar ini.
Self-publishing menjadi tema yang menarik untuk dibahas karena semakin banyaknya penulis yang memilih untuk menerbitkan karya mereka dengan skema tersebut, dibanding harus mengirmkan naskah mereka ke penerbit mayor. Independensi, biaya, dan juga proses pengeditan yang cukup singkat menjadi beberapa pertimbangan utama. Selain, proses kurasi dan seleksi yang tidak terlampau ketat memberi jaminan bahwa naskah yang kita tulis hampir pasti diterbitkan dalam bentuk buku.
Dalam seminar ini, Kurniawan Gunadi memaparkan bagaimana pengalamannya dalam menerbitkan buku secara independen dan pada akhirnya mendirikan Langit-Langit Creative Studio.
Cerita beliau tergolong unik, karena pada mulanya keputusan untuk melakukan self-publishing diambil atas dasar keterpaksaan oleh keadaan. Modal awal yang terbatas menjadikan proses penerbitan buku pertama tidaklah sepenuhnya menjadi hambatan tetapi dianggap sebagai tantangan untuk dapat menemukan tenaga ahli yang bisa membantu dalam proses yang sesuai kebutuhan. Setelah berhasil dengan penerbitan pertama, Langit-Langit Creative Studio didirikan dan berlanjut menerbitkan buku-buku yang bertujuan untuk membawa pesan positif kepada para pembacanya.
Beberapa poin yang perlu disiapkan dalam proses self-publishing melibatkan seluruh proses dari awal buku akan dibuat hingga dipasarkan ke pembeli; yakni pembuatan naskah, editing, layouting & design, urusan legal, hingga pemasaran melalui beragam media/marketplace. Walaupun terkesan ada banyak hal yang harus diurus, tetapi pilihan untuk menerbitkan buku secara independen memiliki kelebihannya tersendiri. Di antaranya, penulis bisa mempertahankan idealisme dalam proses editing naskah, pemilihan layout dan design, bisa mendapatkan royalti yang lebih banyak, juga
bisa berinteraksi dengan pembaca secara bebas. Sehingga terbentuklah suatu komunikasi yang membangun antara penulis dan pembaca. Namun di sisi lain, tantangannya ialah besarnya biaya distribusi yang terpaksa dibebankan ke pembeli, dan juga besarnya modal yang harus ditanggung sendiri.
Secara keseluruhan, kegiatan seminar yang dihadiri oleh 60-an peserta ini berjalan dengan hangat. Beberapa peserta mendapatkan kesempatan untuk melontarkan pertanyaan yang lebih mendalam tentang proses self-publishing, yang dijawab langsung oleh Kurniawan Gunadi. Akhirnya, setelah berlangusng selama 2 jam, kegiatan ini ditutup oleh sesi foto bersama. (Fadila NLS)