Yang dibawa ke ahirat itu yang kita berikan, yang jadi manfaat untuk orang banyak. Sementara yang kita simpan, begitu mati, ia meninggalkan kita, kita meninggalkannya.
Siapa yang tidak kenal Cak Nun dan juga dipanggil Mbah Nun yang sangat piawai menjelaskan masalah-masalah yang dibahas dengan caraya yang khas. Bukan sekedar berdakwah, Cak Nun dan Kiai Kanjeng menjadi corong perdamaian dan membawakan kabar dari langit dengan bahasa yang membumi. Selain itu Cak Nun juga selalu mengampayekan Islam yang santun, yang toleran dan yang rahmatan lil’alamin.
Buku yang berjudul “Hidup itu Harus Pinter Ngegas dan Ngerem” sangat menarik dibaca karena topik-topik yang dibahas yang ada di masarakat dan pembahasan sangat enak dibaca dan sebagai pencerahan bagi kita.
“Masyarakat Madani” dalam bahasa jawa “Gemah ripah loh jinawi toto tenterem karto raharjo” dalam Islam namanya “Baldatun thayyibatun wa robbun ghafur“, untuk menuju itu kita harus berbuat baik yang di terima Allah jangan sampai tidak diterima Allah.
Dalam buku ini kita diajarkan tentang sawang sinawang (saling pandang). Bukan mamandang rupa atau fisik, tetapi memandang untuk belajar, mempelajari yang baik-baik dari orang lain dan jangan gampang percaya dengan hal-hal yang terlihat. Jangan tertipu dengan pengelihatan kita. Di rasakan dulu.
Banyak topik yang dibahas dalam buku ini yang memperjelas dan membimbing kita menuju kebaikan yang berguna untuk kita dan orang lain. Contoh esai yang menarik bagi saya. Rasululah berkata ”yang engkau miliki adalah yang engkau berikan”. Semua yang kita simpan akan meninggalkan dan di tinggalkan sehingga tidak pernah jadi milik kita. Yang dibawa ke akhirat itu yang kita berikan, yang jadi manfaat untuk orang banyak. Sementara yang kita simpan, begitu mati, ia meninggalkan kita, kita meninggalkannya.
Banyak yang harus kamu ketahui topik- topik yang menarik di dalam buku ini. Yang ditulis seorang yang piawai menjelaskan masalah-masalah yang dibahas. Cak Nun adalah penjaga Telaga Al Kautsar. Dia mempersilakan siapa pun yang berjumpa dengannya untuk membasuh badan ruhani dan melepas dahaga. (Apri Wibowo, diedit ulang oleh Purwoko)
.