Judul : Perempuan-Perempuan Perkasa di Jawa Abad XVIII-XIX
Penulis : Peter Carey dan Vincent Houben
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah : Peter Carey
Cetakan : ke-3 February 2018 (revisi)
Ukuran : 13,5 x 20 cm
Halaman : 114
Buku yang berjudul “Perempuan-perempuan Perkasa” karya dari Peter Carey dan Vincen Houben mengulas tentang perempuan–perempuan perkasa di Jawa yang memegang peranan penting dalam sejarah di Indonesia. Nama Raden Ajeng Kartini sebagai inspirasi di negeri ini. Tak ada yang memungkiri kebesaran Kartini dalam jasa maupun nama, sampai pencipta lagu Indonesia Raya W.R. Soepratman menciptakan lagu nasional yang ber judul Ibu Kita Kartini di tahun 1929. Soepratman menyairkan Ibu kita Kartini, pendekar bangsa, pendekar kaumya.
Sejarawan Inggris, yang menulis buku Perempuan-Perempuan Perkasa: Di Jawa Abad XVIII-XIX (2016) mencoba mengambarkan perjuangan lain perempuan di tanah Jawa. Lewat buku ini, keduanya hendak membuktikan bahwa wanita di tanah Jawa memiliki peran penting sejak dulu. Bukan cuma Konco wingking atau teman tidur sebagaimana gambaran kuno.
Selepas kisah perempuan dalam sastra kolonial pada bagian pertama buku ini dilanjutkan dengan kisah perempuan yang memegang peranan lebih besar. Perempuan-perempuan perkasa yang dimaksud dalam judul muncul seperti tokoh pewayangan Dewi Drupadi, istri Perabu Yudistira, bersumpah tidak akan kembali mengonde rambutnya ladi sebelum bermandikan darah Raden Dursosono, seorang pangeran Kurawa yang pernah menghinanya. Sumpah itu kemudian terkabulkan dalam Perang Baratayuda (Perang Saudara), sesudah Dursosono dibunuh Bima.
Raden Ayu Yudokusumo adalah seorang perempuan yang punya kecerdasan tinggi, kemampuan besar dan siasat jitu selayaknya laki-laki Raden Ayu Yudokusumo menjadi salah satu dari panglima kavaleri senior Diponegoro di mancanegara timur dan kelak bergabung dengan Raden Tumenggung Sosrodulogo di daerah Jipang-Rajegwesi dalam perlawanan terhadap Belanda di pesisir utara dari 28 November 1827 sampai 9 Maret 1828 (Louw dan De Klerck 1804-1909, III.510).
Nyai Ageng Serang adalah pahlawan nasional Indonesia juga ahli siasat dan strategi yang berjasa sebagai panglima perang pada Perang Jawa(1825-1830). Tiga perempuan perkasa ini membuktikan bahwa perempuan perkasa ini membuktikan bahwa perempuan juga bisa turut andil dalam peperangan. Mereka berani mendobrak stigma perempuan Jawa yang selalu identik dengan karakter amat halus dan penurut. (Apri Wibowo)