• UGM
  • Perpustakaan Pusat
  • Subject Guides
  • Peminjaman Ruang
Universitas Gadjah Mada Perpustakaan Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Pustakawan
    • Visi/Misi
    • Jam layanan
    • Perpustakaan Unit
    • Video testimoni tentang perpustakaan
    • Peta Perpustakaan FT UGM
  • Layanan
    • Multimedia
    • Permintaan bantuan pencarian artikel
    • Layanan “Scholarly Communications”
      • Grammarly
      • Layanan cek deteksi kesamaan dokumen
      • Scopus untuk Riset
      • Mindmap untuk Riset
      • Reference Management Software
      • Visualisasi Data
      • Manajemen data riset menggunakan Mendeley Data
      • Memilih Jurnal Target
      • Memantau artikel ilmiah terbaru menggunakan RSS dan Search Alert
      • Menulis menggunakan Latex
      • Menulis dengan Ms. Word/LibreOffice
      • Publikasi di Repository UGM
      • Mencari Dokumen Referensi
      • Meningkatkan Impact Publikasi
    • Diskusi Bersama Pakar
      • Tema Jurnal Internasional
      • Tema Menulis Ilmiah Populer
      • Tema How to write a better thesis
      • Tema Review Literatur
      • Tema Plagiarisme
      • Tema Paraphrasa
      • Tema Metode Penelitian
      • Tema Presentasi Ilmiah
      • Tema Tata tulis Ilmiah
    • Sirkulasi
      • Sirkulasi
      • Pinjam ke perpustakaan lain
      • Bebas Pustaka
    • Microsoft Innov. Center (MIC)
    • Pojok Baca “Buku untuk Semua”
    • Softskills Training
    • Umpan balik
    • Lain-lain
      • Kolaborasi
      • Library English Club
      • Pengabdian Masyarakat
  • Koleksi
    • Peta Sumber Informasi
    • e-Jurnal tiap Departemen
    • Top 20 Jurnal SJR berdasar Lab
    • => Daftar Lengkap Database yang dilanggan UGM
    • Koleksi Digital
      • Tugas Akhir Digital
      • Video Dokumenter
      • Karya Dosen ter-indeks Scopus
    • Koleksi tercetak
    • Sumber Digital Akses Terbuka
    • Jurnal diterbitkan FT UGM
    • PANDUAN SUBYEK (Subject Guides)
  • Fasilitas
    • Ruang
      • Ruang Studio Mini
      • Ruang Belajar dan Diskusi
      • Ruang Belajar Mandiri dan Diskusi Lantai 3
      • Ruang Olahraga
      • Ruang Diskusi Tertutup
    • Fasilitas Teknologi Informasi
      • Cloud-Online Apps.
      • Dukungan Eduroam
      • Layar LED
      • LiB-X: pencarian yang menyenangkan
      • MLibrary: library @yourphone
      • Akun Perpustakaan: perpanjang, lihat denda, pesan buku secara online
      • Personal Computer
      • Wifi UGMHotspot
      • Pojok Baca “Buku untuk Semua”
    • Tata tertib
      • Perpanjang pinjaman secara mandiri
      • Akses TA Digital
      • Tata-tertib dalam ruang
      • Peminjaman Ruang Diskusi & Podcast di Lantai 3
      • Peminjaman Ruang Diskusi (Lt.2)
      • Tata tertib unduh artikel
      • Sirkulasi
      • Bebas Pustaka
    • Scan – Print
  • RISET & PUBLIKASI
    • Grup Riset di FT UGM
    • Panduan PENULISAN ILMIAH FT UGM
    • Ranking Jurnal berdasar ScimagoJR
    • ARTICLE METRIC
    • Research Tools
    • Berbagai Indeks Jurnal
    • Konferensi bidang Teknik
    • Edas Conference RSS
    • SCOPUS FT UGM
  • Jadwal
  • Unduh
  • FQA
  • Beranda
  • Berita
  • Tentang buku: Punakawan, Simbol kerendahan hati Orang Jawa

Tentang buku: Punakawan, Simbol kerendahan hati Orang Jawa

  • Berita, kerja dari rumah, Koleksi
  • 15 April 2020, 08.13
  • Oleh: perpusft
  • 0

Istilah punokawan yang konon berasal dari kata: pana yang artinya mengetahui dengan jelas, dan kawan artinya: teman atau sahabat.

Wayang adalah salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan seni perlambang. Budaya wayang terus berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerang dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat.

Tak bisa dipungkiri bahwa seni pertunjukan tradisional yang paling luas penyebarannya hingga sekarang adalah wayang. Dalam epos Mahabarata yang diadaptasikan dalam seni wayang Indonesia terutama di Jawa, Sunda dan Bali terdapat tokoh yang dinamakan punokawan.

Punokawan secara karakteristik sebenarnya memawakili profil umum manusia. Mereka adalah tokoh multi peran yang dapat menjadi penasehat para penguasa atau satria bahkan dewa.

Punokawan berarti pula pelayan. Di dunia wayang dapat dibedakan antara pelayan tokoh baik dan tokoh jahat. Tokoh pelayan baik diwakili Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh punokawan dimainkan dalam sesi goro goro. Jika diperhatikan seksama ada kemiripan dalam setiap pertujukan wayang antaran satu lakon dan lakon yang lain. Wayang yang asli di India tidak ada nama tokoh punokawan. Punokawan hanyalah manivestasi dari bahasa komunikatif yang diciptakan oleh para sunan atau wali penyebar agama Islam di tanah jawa. Para tokoh punokawan di buat sedemikan rupa mendekati kondisi masyarakat Jawa yang beraneka ragam.

Istilah punokawan yang konon berasal dari kata: pana yang artinya mengetahui dengan jelas, dan kawan artinya: teman atau sahabat.

Sosok karakter Nala Gareng dan Petruk (wayang jawa) adalah saudara angkat yang diadopsi oleh Semar. Antara sosok Gareng dan Petruk ini terdapat karakter yang bertolak belakang. Gareng sekalipun berpikir cerdas dan bersikap hati-hati tetapi sulit menyampaikan sesuatu melalui kata-kata yang diucapkan dari mulutnya sendiri.

Berbeda dengan Petruk yang cenderung asal bicara tetapi sedikit bodoh. Tokoh Bagong lebih di gambarkan sebagai sosok manusia berwatak lugu yang apa adanya dan teramat sederhana, namun mempunyai ketabahan hati yang luar biasa dan tangguh. Sedangkan sosok Semar atau Batara ismoyo sendiri merupakan simbol atas manusia dengan kedalaman ilmu dan kearifan jiwa yang luar biasa.

Jika Sunan Kalijaga diyakini sebagai pencipta tokoh Punokawan sebagai salah satu upaya untuk menyebarkan agama Islam di tanah jawa, maka ia pun mempergunakan hakikat yang tersirat di dalamnya dalam menjalankan aktivitas tersebut agar misinya bisa terlaksana dengan sebaik baiknya. Tentu mengaitkan nama tokoh tersebut disesuaikan dengan tujuan dan karakter yang bersangkutan.

Semar berasal dari kata Arab yaitu Simaar atau Ismaraun yang artinya paku. Paku adalah alat untuk menancap sesuatu barang agak tegak dan kuat dan tidak goyah. Ismoyo dari kata asmakku kemantapan dan keteguhan yang didasari keyakinan yang kuat agar usaha tersebut tertancap sampai mengakar. Nala gareng sejati berasal dari kata Naala Qorin yang artinya memperoleh banyak kawan.

Pretruk diadaptasi dari kata Fatruk yang artinya tinggalkan yang jelek. Petruk juga disebut Kantong bolong maknanya bahwa setiap manusia harus mengamalkan harta yang berlebih kepada sesama dan menyerahkan diri kepada Yang Maha Kuasa secara ikhlas tanpa pamrih. (Suparjiyono dengan edit ulang oleh Purwoko)

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Berita Terakhir

  • Data Nama Jurnal dan Prosiding Wadah Publikasi Sivitas Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM
  • Layanan luring terbatas (update 25 Oktober 2021)
  • Tujuh Artikel yang Perlu Dibaca Calon Mahasiswa Doktoral
  • Workshop series sumber referensi klaster Sains dan Teknik, Mei 2021
  • Obrolan buku Bersama Mengayuh Biduk: perjalanan hidupku bersama Sunarti
  • Tentang buku: Ngetung batih
  • Tentang buku: Saya tidak ingin kaya, tapi harus haya
  • Tentang Buku: HAMKA Filsuf Nusantara Terbesar Abad 20
  • Tentang Buku: Pasang Surut Recognisi Agama Leluhur dalam Politik Agama di Indonesia
Universitas Gadjah Mada

Perpustakaan Fakultas Teknik UGM
Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta 55281
Email: perpusft@ugm.ac.id | VOIP (internal): 82685 (Kepala), 82686 (R. Tesis Digital), 82697 (FrontOffice), 82696 (Sirkulasi)

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju