Kebutuhan untuk menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini bisa dikatakan sangat mendesak. Sekolah sebagai fasilitator dan guru sebagai inisiator perlu untuk mengimbangi tren yang ada saat ini. Dipahami betul, bahwa sebagian besar guru merupakan digital immigrant, tatkala mereka lahir teknologi dan internet belum sesignifikan saat ini. Berbeda dengan mayoritas peserta didik yang merupakan digital native, mereka lahir dengan berbagai kecanggihan yang dapat diakses dalam genggaman.
Mini Workshop bertajuk “Transformasi Digital untuk Pendidikan” (30/08/2017) diadakan untuk mengarahkan kepada peserta (36 guru di Yogyakarta—lintas jenjang) sehingga mampu beradaptasi dengan pemanfaatan teknologi di dalam aktivitas pengajaran, tidak hanya memanfaatkannya sebagai tools penampil materi, lebih dari itu selayaknya teknologi dapat disisipkan di setiap aktivitas pembelajaran secara terpadu. Program transformasi digital salah satunya memfokuskan pada pengembangan kompetensi guru, dengan memberikan pengajaran dasar seputar opsi teknologi pendidikan hingga penyiapan untuk sertifikasi teknologi berkelanjutan.
Tujuan akhirnya, guru sebagai peserta memahami betul kriteria dan kebutuhan digitalisasi proses pendidikan di lingkungannya masing-masing. Karena disadari, setiap sekolah memiliki keterbatasan pola yang unik, sehingga yang dapat mendesain implementasi di dalamnya tak lain adalah guru itu sendiri, sebagai inisiator dalam proses pendidikan.
Penyelenggaraan Mini Workshop ini diharapkan dapat mencapai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan tentang transformasi teknologi dan sumber daya pendukung yang dapat diakses oleh guru di Indonesia.
2. Mengajak guru yang tergabung dalam komunitas bergerak maju membuktikan kompetensi diri dalam transformasi digital melalui program MIEE (Microsoft Innovative Expert Educator) dan MCE (Microsoft Certified Educator).
(Randi)